\

Demonstrasi Bermartabat, Harapan Rakyat: Ketua PC IPPNU Pamekasan Suarakan Aksi Tanpa Anarkisme

Khafifatus Zahrah (Ketua PC IPPNU Pamekasan)

Maraknya gelombang demonstrasi di berbagai wilayah Indonesia belakangan ini, yang ironisnya menelan korban jiwa, memicu keprihatinan mendalam dari kalangan pelajar Nahdlatul Ulama (NU). Menanggapi situasi ini, Pimpinan Cabang (PC) Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama (IPPNU) Pamekasan menegaskan kembali bahwa demonstrasi adalah hak konstitusional rakyat, namun harus dijalankan dengan menjaga martabatnya agar tidak berujung pada petaka.

Ketua PC IPPNU Pamekasan, Khafifatus Zahrah, menekankan bahwa pihaknya sepenuhnya mendukung aksi demonstrasi selama aspirasi yang disampaikan jelas dan bertujuan untuk mencapai kebijakan yang menyejahterakan rakyat. Namun, ia mengingatkan agar setiap aksi massa harus dijaga dari infiltrasi pihak-pihak luar yang berupaya memecah belah persatuan.

“Kami sangat mendukung demo dilaksanakan sampai aspirasi disampaikan dan ada keputusan yang menyejahterakan rakyat. Tapi, panitia harus betul-betul mempersiapkan orang di titik-titik aksi untuk memastikan tidak ada provokator. Ini terlihat sekali kalau kita sedang dipermainkan dan diacak-acak,” tegas Ifa.

Khafifatus juga menyoroti pentingnya pemahaman bagi setiap peserta demonstrasi, baik mahasiswa maupun masyarakat, mengenai siapa komando aksi, apa akar permasalahannya, dan apa tujuan yang diperjuangkan. Tanpa pemahaman tersebut, gerakan akan mudah disusupi oleh agenda tersembunyi.

“Kalau peserta tidak tahu arah perjuangan, mudah sekali dimasuki suara-suara di luar itu. Dan suara itu adalah sinyal adu domba yang bisa menghancurkan gerakan,” ujarnya.

Lebih lanjut, ia mengkritik tajam tindakan anarkisme, seperti perusakan fasilitas publik, yang hanya akan merugikan rakyat sendiri, meningkatkan potensi kriminalisasi, dan menciptakan trauma sosial di tengah masyarakat.

“Merusak fasilitas publik seperti gedung-gedung pemerintah hanya merugikan rakyat. Biaya perbaikannya diambil dari uang kita lagi. Aktivitas masyarakat terganggu, publik tidak simpati, peluang kriminalisasi tinggi, dan masyarakat semakin trauma,” jelasnya.

Khafifatus menegaskan, demonstrasi harus dijaga sebagai cara bermartabat untuk menyampaikan aspirasi, bukan sebagai ruang untuk adu domba yang memperlebar jurang antara rakyat dan penguasa. Kesadaran bersama adalah kunci agar aksi tidak kehilangan arah perjuangan.

Sebagai penutup, ia menyampaikan pesan historis yang kuat: “Jangan sampai rakyat buta arah dan tanpa sadar ditunggangi elit global dalam kondisi sensitif seperti ini untuk menghancurkan Indonesia.”

Kontributor: Moh. Ali Asrafi

Editor: Redaktur

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *